Senin, 13 Agustus 2012

Pemulung Cantik Di China

China - Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, maka persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja di sana amat sangat keras dan sulit. Rupa yang cantik dan menawan belum tentu menjamin seseorang mendapat pekerjaan yang layak di China. Di sana sangat mengutamakan keahlian dalam bidang tertentu.

Seperti yang terjadi pada gadis cantik yang tidak mau disebutkan namanya saat ditemui oleh seorang kawan di Nanjing. Dia terpaksa menjadi pemulung karena tidak mendapatkan pekerjaan walaupun dia lulusan sekolah menengah atas.

http://anehdidunia.blogspot.com

Selasa, 07 Agustus 2012

Siaga Sehat Di Pemukiman Pemulung

Samarinda - Rumah Zakat cabang Samarinda bersama mahasiswa FKIP Universitas Mulawarman menggelar aksi Siaga Sehat di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sei Kunjang Samarinda, Minggu (5/8).

“Aksi kali ini berupa edukasi personal hygiene tentang menyikat gigi memakai odol. Selain itu kami berikan juga pengajaran mencuci tangan yang baik dan benar dengan sabun, serta melalui air mengalir. Sebanyak 95 anak  penerima manfaat yang sebagian besar anak pemulung mengikuti aksi ini,” tutur pemateri Rabiatul Adawiyah.

Rangkaian kegiatan ini juga  diselingi dengan lomba gambar, adzan, praktek wudhu, praktek shalat yang benar, tausyiah dan ditutup dengan buka puasa dan shalat maghrib berjamaah.

www.rumahzakat.org

Jumat, 03 Agustus 2012

Mahasiswa IPB Bina Anak Pemulung

Bogor - Sebanyak 26 mahasiswa tingkat persiapan bersama (TPB) IPB membina anak-anak pemulung di Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor.

"Anak-anak itu dibina melalui kegiatan Sanggar Didik Impian (SDI) yang terpusat di Majelis Talim Al Hidayah Kebon Kopi RT01/RW02 Desa Cibanteng, Kecamatan Dramaga," kata Luqman Setiadi, pengajar SDI di Bogor.

Lukman bersama pengajar di SDI berharap dengan didirikannya sanggar itu akan dapat meningkatkan kepedulian mahasiswa pada kondisi sosial di sekelilingnya.

"Siswa dan masyarakat perlu didorong akan pentingnya pendidikan pada masa depan, selain mengajarkan mereka untuk mencintai ilmu pengetahuan," katanya.

Menurut Lukman, ada pengalaman lucu saat pertama kali mengajar di SDI.

Ia sempat diidolakan oleh anak muridnya yang berumur 4--5 tahun itu.

"Baju saya hampir sobek ditarik-tarik mereka," katanya.

Ia menjelaskan bahwa anak-anak Desa Cibanteng itu dapat memperoleh ilmu dengan gratis dari mahasiswa IPB yang dengan penuh pengabdian rela berbagi ilmu untuk salah satu desa lingkar kampus ini.

Sanggar Didik Impian, kata dia, adalah sebuah nama yang unik dan dipilih oleh kelompok mahasiswa sebagai label untuk kegiatan belajar mengajar yang mulai aktif sejak 28 Oktober 2011.

Kegiatan mengajarnya diperuntukan, baik bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maupun untuk anak usia kelas 6 SD.

Materi yang diajarkan merupakan penguatan materi-materi umum yang biasa didapat di sekolah, seperti matematika, IPA, IPS, dan agama.

Selain itu, kata dia, setiap dua bulan sekali diadakan kegiatan nonton bareng (Nobar).

Tujuan Nobar, kata dia, adalah untuk menyaksikan film yang menarik dan memotivasi anak-anak untuk berjuang dan berprestasi.

"Kami juga telah memberikan pohon untuk masing-masing kelas, yaitu pohon rambutan Irian, supaya mengikat mereka untuk mengikuti kegiatan ini," katanya.

Pohon tersebut dirawat oleh siswa-siswa di masing-masing kelas.

Selain itu, juga diajarkan untuk berkreasi mulai bernyanyi, menari, dan membuat aneka prakarya.

Relawan pengajar sejawat Luqman adalah Akrom, Fajar, Handoko, Sarah, Diana, Milion, Nurrohman, Ramdan, Zahwan, Abdulloh, Giant, Wardah, Uswah, Zulfikar,Yuni, Nanda, Dita, Yunita, Akmal, Adis, Holil, Sarah, Gilang, Aisyah, Nerisa, dan Kurnia Romadona. 

antaranews.com

Kamis, 02 Agustus 2012

Pemulung Tua Penyelamat Puluhan Bayi Telantar

Beijing - Tidak perlu menunggu kaya untuk menolong sesama. Terbukti seorang pemulung tua tidak segan menolong puluhan bayi yang sengaja ditinggalkan oleh orang tuanya di jalanan. Karena berbuat baik adalah hal yang seharusnya tidak ditunda.

Lou Xiaoying, demikian nama nenek asal China berusia 88 tahun itu. Sehari-hari dia mengumpulkan dan mendaur ulang sampah. Dari pekerjaannya itu, tentu Lou tidak punya banyak uang. Namun tanpa pamrih, dia mengambil bayi-bayi yang dibuang orang tuanya di jalan-jalan di Jinhua, bagian timur Provinsi Zhejiang, China.

Menurut surat kabar Yanzhao Metro Daily, Lou sudah menyelamatkan lebih dari 30 bayi telantar. Aktivitas itu dilakoninya sejak empat dekade terakhir. Bersama dengan suaminya yang meninggal 17 tahun lalu, Lou mengangkat empat anak yatim piatu. Sedangkan anak-anak lainnya diasuh oleh keluarga Lou dan teman-temannya.

Anaknya yang paling kecil bernama Zhang Qilin. Bocah yang saat ini berusia 7 tahun itu ditemukan Lou di tempat sampah saat perempuan tua itu berusia 82 tahun.

"Meskipun saya sudah tua tapi saya tidak bisa mengabaikan bayi dan membiarkannya hingga mati di tempat sampah. Dia tampak begitu manis dan begitu kasihan. Saya harus membawanya pulang bersama saya," katanya seperti dikutip dari www.dailymail.co.uk, Senin (30/7/2012).

Lou kemudian membawa bayi mungil itu ke rumahnya, sebuah rumah sederhana di pedesaan. Di rumah itulah bayi dirawat dengan penuh kasih sayang dan diperhatikan kesehatannya. Sehingga tujuh tahun kemudian, bayi itu tumbuh menjadi anak laki-laki yang yang bahagia dan sehat.

"Anak-anak saya lebih tua semua membantu mengurus Zhang Qilin, karena dia sangat istimewa bagi kami semua. Saya beri dia nama dia dari bahasa China yang berarti langka dan berharga," tutur Lou.

Melihat bocah itu tumbuh dan menjadi kuat memberinya kebahagiaan. Lou sadar dirinya memiliki cinta yang nyata untuk merawat anak-anak. Baginya, jika dirinya punya kekuatan untuk mengumpulkan sampah, maka dia juga punya kekuatan untuk mendaur ulang sampah yang sama pentingnya dengan hidup manusia.

Manurut Lou, anak-anak membutuhkan cinta dan perhatian. Mereka semua adalah manusia yang berharga. Karena itu Lou sama sekali tidak mengerti mengapa ada orang yang tega meninggalkan bayi lemah di jalanan.

Salah satu putri angkat Lou, Zhang Juju (33), mengatakan meskipun ibunya hidup dalam kemiskinan namun selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anak diselamatkannya. Zhang mengatakan, kendati ibunya semakin renta namun dalam sehari keluar rumah 3 hingga 4 kali untuk memulung, bahkan saat mulai sakit-sakitan sekalipun.

"(Meskipun sudah tua), tapi itu tidak membuatnya berhenti," ucap Zhang kepada situs berita China, 19lou.com.

Informasi dari kantor berita Cina, Xinhua, Lou masih memikirkan anak-anak kesayangannya meski tubuh tuanya tak lagi mau kompromi. Sakit gagal ginjal yang dialaminya membuat Lou hampir kehilangan kemampuan untuk berbicara dan bergerak.

"Saya tidak punya banyak waktu lagi (tapi) saya yang paling ingin saya lihat adalah... (Qiling yang berusia 7 tahun) pergi ke sekolah. Dengan cara itu, bahkan setelah aku pergi, tidak akan ada penyesalan tersisa dalam hidup saya," ujar perempuan yang memiliki satu putri biologis ini kepada Xinhua dari tempat tidur rumah sakit, seperti dikutip dari www.huffingtonpost.com, Senin (30/7/2012).

Meskipun Lou tidak mampu menyekolahkan ketiga anaknya, namun dia berhasil menyekolahkan Zhang dan seorang anak perempuan lainnya hingga SMP. Nah, kisah Lou yang menyentuh ini menjadi berita utama di beberapa surat kabar China.

Kabar baiknya, ada komunitas yang melakukan sejumlah langkah untuk mendukung misi Lou. Bahkan ada upaya penggalangan dana online untuk meringankan biaya RS Lou. Tak hanya itu, sebuah sekolah dasar di kota kelahiran Lou menawarkan biaya sekolah ringan untuk Qiling.

"Ini adalah keinginan terakhir dari (Lou) jadi kita membantu dia mewujudkannya," kata Kepala Sekolah SD Kota Jinhua, Zhang Fangxiao, kepada 19lou.com.

Seorang pendukung Lou menyebut apa yang dilakukan perempuan tua itu telah mempermalukan pemerintah, sekolah, dan orang-orang yang tidak melakukan apapun kala melihat banyak bayi-bayi telantar. Padahal Lou hanyalah nenek tua yang tidak punya uang apalagi kekuasaan. Namun dia telah menyelamatkan anak-anak dari kematian dan hal-hal buruk lainnya. 

detikNews.com