Selasa, 09 Oktober 2012

KPK Terima Dukungan Pemulung Jakarta

Jakarta - Dukungan terhadap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) terus berdatangan, kali ini datang dari para pemulung Jakarta.

Beberapa orang dari pemulung nampak masih membawa karung berisi kardus bekas.

Aksi para pemulung yang telah berada di depan pintu pagar KPK sejak pagi, melakukan orasi, "Mari teman-teman, kita dukung KPK! Koruptor adalah kejahatan luar biasa!" Seru sang orator.

"Ini adalah panggilan hati nurani dari seluruh kawan-kawan yang hadir di sini, kami akan terus mendukung KPK dengan Jiwa dan raga kami. Ini belum seberapa, kami bisa mendatangkan lebih banyak lagi kawan-kawan sesama pemulung.

Tidak ada yang ingin dilahirkan jadi pemulung, namun keadaanlah yang turut membuat kami menjadi seperti ini," kata Dadang Suherman yang menggantikan kawannya berorasi, Senin (08/10).

Pukul 09:30 Para pemulung Jakarta ini diterima oleh KPK, yang menarik adalah walau hingga telah masuk di dalam ruangan, para pemulung tersebut dengan semangat tetap meneriakkan dukungan terhadap KPK.

Seusai diterima KPK, para pemulung masih melakukan orasi dukungan di tangga masuk gedung KPK dengan didampingi Penasihat KPK Abdullah Hehamahua. Sebelum membubarkan diri para pemulung, menyerahkan sejumlah uang yang dimasukkan ke dalam kotak peduli KPK, "Ini uang halal dari jerih payah kami memulung, nilai tidak seberapa, dan kami akan terus mendukung KPK!" Ungkap Dadang Suherman. 

beritahukum.com

Rabu, 19 September 2012

Pukul Pemulung, Ketua Fraksi PDIP DPRD Surabaya Diadukan ke Lembaganya

Surabaya - Akibat sikapnya yang arogan, Ketua Fraksi PDIP DPRD Surabaya Syaifudin Zuhri, Selasa (18/9) diadukan ke lembaganya oleh 13 dari banyak pemulung di Lahan Pembuangan Akhir (LPA) Benowo.

Syaifudin dituding mengerahkan orang untuk menghalang dan menghalau pemulung yang berunjuk rasa.

Selain itu, Syaifudin yang anggota Komisi C ini juga disebut-sebut memukul pemulung. Pengaduan tindakan main hakim sendiri oleh wakil rakyat ini kemarin disampaikan Ashari, koordinator pemulung. Dia bersama 11 orang pemulung lainnya mendatangi Komisi D DPRD Surabaya.

Kedatangan mereka sebagai kelanjutan unjukrasa yang sebelumnya digelar di areal LPA. Ketika kami demo, banyak orang-orang tak dikenal langsung memukul mundur kami. Di antara orang-orang itu juga ada anggota dewan,” kata Asrofi.

Setelah didesak Ketua Komisi D Baktiono dan seorang anggotanya, Sudarwati Rorong, akhirnya Asrofi mau blak-blakan. “Anggota dewan dari sini (DPRD Surabaya), Pak Syaifudin. Bahkan Pak Syaifudin ikut mukul saya,” sambung Asrofi.

Menurutnya, unjukrasa dipicu larangan mengais sampah yang bisa didaur ulang. Larangan diberlakukan pasca kebakaran beberapa waktu lalu. Yang diherankan sebagian pemulung, larangan tidak berlaku buat semua. Masih ada banyak pemulung yang bekerja.

“Setelah kebakaran, sampah tidak boleh diambil. Padahal dalam LPA ada barang yang sudah dikumpulkan pemulung dan belum diambil. Bagaimana nanti kalau hilang,” tukas Asrofi bernada khawatir.

Barang yang belum diambil adalah hasil kerja para pemulung selama 2-4 minggu. Karena gagal mengambil barang membuat di antara pemulung kesulitan makan dan kesulitan bayar kos. Mereka berharap bisa secepatnya mengambil barang bekas yang sebelumnya terkumpul untuk disetor ke pengepul.

“Barang itu kami kumpulkan setelah lebaran. Itu rencananya buat makan,” aku Lia, pemulung asal Desa/Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan.

Penuturan senada disampaikan Mukayati, pemulung asal Desa Banjar, Blora, Jawa Tengah. “Saya tidak maling kok dilarang kerja,” keluhnya.

Ashari, pemulung yang asli Benowo minta dewan menjembatani masalah ini. “Kami ingin keadilan. Ketika ada pemulung lain boleh bekerja masuk LPA, kami juga harus diizinkan kerja,” desaknya.

Menyikapi masalah ini, Ketua Komisi D Baktiono sempat menelpon pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) sebagai penanggungjawab LPA. “Saya sudah telepon DKP. Sabtu besok anda semua sudah bisa bekerja. Larangan masuk LPA karena masih ada percikan-percikan api sisa kebakaran,” jelas Baktiono.

Baktiono menjelaskan masalah ini akan ditindaklanjuti dewan melalui Komisi B. Komisi B sudah ditugasi pimpinan dewan menjadi mediator sebagaimana surat yang ditandatangani Wakil Ketua DPRD Whisnu Sakti Buana.

“Kamis (besok) Komisi B akan mengundang pihak pemulung, DKP dan lainnya,” janji Baktiono.

Sementara itu, informasi lain yang didapat menyebut jika larangan masuk bagi sejumlah pemulung dipicu bisnis jual-beli barang bekas. “Ada pengepul besar yang merupakan orangnya Pak Syaifudin menghendaki harga pembelian barang bekas turun. Pemulung tidak mau karena harga di pengepul lain masih tinggi,” kata sumber yang enggan disebut namanya.

Terpisah, Syaifudin Zuhri mengaku tak memukul pemulung. “Saya justru bermaksud melerai,” jawabnya saat dihubungi. Syaifudin merupakan anggota dewan yang diusung PDIP dari dapil Surabaya V (Kecamatan Tandes, Benowo, Pakal, Asemrowo, dan Lakarsantri).

Ketua Fraksi PDIP ini menyebut warga sekitar LPA sudah rela wilayahnya menjadi tempat pembuangan sampah. Karena itu, sudah menjadi keharusan jika warga setempat diutamakan menjadi pemulung. 

 “Dalam paguyuban pemulung ada 550 orang. Yang demo itu bukan warga sini. Mereka yang tidak nurut. Sementara ada larangan masuk karena ada kebakaran. Sabtu baru bisa masuk. Jadi tidak benar semua yang dituduhkan itu,” jawab Syaifudin. 

KBRN Surabaya

Senin, 13 Agustus 2012

Pemulung Cantik Di China

China - Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, maka persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja di sana amat sangat keras dan sulit. Rupa yang cantik dan menawan belum tentu menjamin seseorang mendapat pekerjaan yang layak di China. Di sana sangat mengutamakan keahlian dalam bidang tertentu.

Seperti yang terjadi pada gadis cantik yang tidak mau disebutkan namanya saat ditemui oleh seorang kawan di Nanjing. Dia terpaksa menjadi pemulung karena tidak mendapatkan pekerjaan walaupun dia lulusan sekolah menengah atas.

http://anehdidunia.blogspot.com

Selasa, 07 Agustus 2012

Siaga Sehat Di Pemukiman Pemulung

Samarinda - Rumah Zakat cabang Samarinda bersama mahasiswa FKIP Universitas Mulawarman menggelar aksi Siaga Sehat di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sei Kunjang Samarinda, Minggu (5/8).

“Aksi kali ini berupa edukasi personal hygiene tentang menyikat gigi memakai odol. Selain itu kami berikan juga pengajaran mencuci tangan yang baik dan benar dengan sabun, serta melalui air mengalir. Sebanyak 95 anak  penerima manfaat yang sebagian besar anak pemulung mengikuti aksi ini,” tutur pemateri Rabiatul Adawiyah.

Rangkaian kegiatan ini juga  diselingi dengan lomba gambar, adzan, praktek wudhu, praktek shalat yang benar, tausyiah dan ditutup dengan buka puasa dan shalat maghrib berjamaah.

www.rumahzakat.org

Jumat, 03 Agustus 2012

Mahasiswa IPB Bina Anak Pemulung

Bogor - Sebanyak 26 mahasiswa tingkat persiapan bersama (TPB) IPB membina anak-anak pemulung di Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor.

"Anak-anak itu dibina melalui kegiatan Sanggar Didik Impian (SDI) yang terpusat di Majelis Talim Al Hidayah Kebon Kopi RT01/RW02 Desa Cibanteng, Kecamatan Dramaga," kata Luqman Setiadi, pengajar SDI di Bogor.

Lukman bersama pengajar di SDI berharap dengan didirikannya sanggar itu akan dapat meningkatkan kepedulian mahasiswa pada kondisi sosial di sekelilingnya.

"Siswa dan masyarakat perlu didorong akan pentingnya pendidikan pada masa depan, selain mengajarkan mereka untuk mencintai ilmu pengetahuan," katanya.

Menurut Lukman, ada pengalaman lucu saat pertama kali mengajar di SDI.

Ia sempat diidolakan oleh anak muridnya yang berumur 4--5 tahun itu.

"Baju saya hampir sobek ditarik-tarik mereka," katanya.

Ia menjelaskan bahwa anak-anak Desa Cibanteng itu dapat memperoleh ilmu dengan gratis dari mahasiswa IPB yang dengan penuh pengabdian rela berbagi ilmu untuk salah satu desa lingkar kampus ini.

Sanggar Didik Impian, kata dia, adalah sebuah nama yang unik dan dipilih oleh kelompok mahasiswa sebagai label untuk kegiatan belajar mengajar yang mulai aktif sejak 28 Oktober 2011.

Kegiatan mengajarnya diperuntukan, baik bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maupun untuk anak usia kelas 6 SD.

Materi yang diajarkan merupakan penguatan materi-materi umum yang biasa didapat di sekolah, seperti matematika, IPA, IPS, dan agama.

Selain itu, kata dia, setiap dua bulan sekali diadakan kegiatan nonton bareng (Nobar).

Tujuan Nobar, kata dia, adalah untuk menyaksikan film yang menarik dan memotivasi anak-anak untuk berjuang dan berprestasi.

"Kami juga telah memberikan pohon untuk masing-masing kelas, yaitu pohon rambutan Irian, supaya mengikat mereka untuk mengikuti kegiatan ini," katanya.

Pohon tersebut dirawat oleh siswa-siswa di masing-masing kelas.

Selain itu, juga diajarkan untuk berkreasi mulai bernyanyi, menari, dan membuat aneka prakarya.

Relawan pengajar sejawat Luqman adalah Akrom, Fajar, Handoko, Sarah, Diana, Milion, Nurrohman, Ramdan, Zahwan, Abdulloh, Giant, Wardah, Uswah, Zulfikar,Yuni, Nanda, Dita, Yunita, Akmal, Adis, Holil, Sarah, Gilang, Aisyah, Nerisa, dan Kurnia Romadona. 

antaranews.com

Kamis, 02 Agustus 2012

Pemulung Tua Penyelamat Puluhan Bayi Telantar

Beijing - Tidak perlu menunggu kaya untuk menolong sesama. Terbukti seorang pemulung tua tidak segan menolong puluhan bayi yang sengaja ditinggalkan oleh orang tuanya di jalanan. Karena berbuat baik adalah hal yang seharusnya tidak ditunda.

Lou Xiaoying, demikian nama nenek asal China berusia 88 tahun itu. Sehari-hari dia mengumpulkan dan mendaur ulang sampah. Dari pekerjaannya itu, tentu Lou tidak punya banyak uang. Namun tanpa pamrih, dia mengambil bayi-bayi yang dibuang orang tuanya di jalan-jalan di Jinhua, bagian timur Provinsi Zhejiang, China.

Menurut surat kabar Yanzhao Metro Daily, Lou sudah menyelamatkan lebih dari 30 bayi telantar. Aktivitas itu dilakoninya sejak empat dekade terakhir. Bersama dengan suaminya yang meninggal 17 tahun lalu, Lou mengangkat empat anak yatim piatu. Sedangkan anak-anak lainnya diasuh oleh keluarga Lou dan teman-temannya.

Anaknya yang paling kecil bernama Zhang Qilin. Bocah yang saat ini berusia 7 tahun itu ditemukan Lou di tempat sampah saat perempuan tua itu berusia 82 tahun.

"Meskipun saya sudah tua tapi saya tidak bisa mengabaikan bayi dan membiarkannya hingga mati di tempat sampah. Dia tampak begitu manis dan begitu kasihan. Saya harus membawanya pulang bersama saya," katanya seperti dikutip dari www.dailymail.co.uk, Senin (30/7/2012).

Lou kemudian membawa bayi mungil itu ke rumahnya, sebuah rumah sederhana di pedesaan. Di rumah itulah bayi dirawat dengan penuh kasih sayang dan diperhatikan kesehatannya. Sehingga tujuh tahun kemudian, bayi itu tumbuh menjadi anak laki-laki yang yang bahagia dan sehat.

"Anak-anak saya lebih tua semua membantu mengurus Zhang Qilin, karena dia sangat istimewa bagi kami semua. Saya beri dia nama dia dari bahasa China yang berarti langka dan berharga," tutur Lou.

Melihat bocah itu tumbuh dan menjadi kuat memberinya kebahagiaan. Lou sadar dirinya memiliki cinta yang nyata untuk merawat anak-anak. Baginya, jika dirinya punya kekuatan untuk mengumpulkan sampah, maka dia juga punya kekuatan untuk mendaur ulang sampah yang sama pentingnya dengan hidup manusia.

Manurut Lou, anak-anak membutuhkan cinta dan perhatian. Mereka semua adalah manusia yang berharga. Karena itu Lou sama sekali tidak mengerti mengapa ada orang yang tega meninggalkan bayi lemah di jalanan.

Salah satu putri angkat Lou, Zhang Juju (33), mengatakan meskipun ibunya hidup dalam kemiskinan namun selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anak diselamatkannya. Zhang mengatakan, kendati ibunya semakin renta namun dalam sehari keluar rumah 3 hingga 4 kali untuk memulung, bahkan saat mulai sakit-sakitan sekalipun.

"(Meskipun sudah tua), tapi itu tidak membuatnya berhenti," ucap Zhang kepada situs berita China, 19lou.com.

Informasi dari kantor berita Cina, Xinhua, Lou masih memikirkan anak-anak kesayangannya meski tubuh tuanya tak lagi mau kompromi. Sakit gagal ginjal yang dialaminya membuat Lou hampir kehilangan kemampuan untuk berbicara dan bergerak.

"Saya tidak punya banyak waktu lagi (tapi) saya yang paling ingin saya lihat adalah... (Qiling yang berusia 7 tahun) pergi ke sekolah. Dengan cara itu, bahkan setelah aku pergi, tidak akan ada penyesalan tersisa dalam hidup saya," ujar perempuan yang memiliki satu putri biologis ini kepada Xinhua dari tempat tidur rumah sakit, seperti dikutip dari www.huffingtonpost.com, Senin (30/7/2012).

Meskipun Lou tidak mampu menyekolahkan ketiga anaknya, namun dia berhasil menyekolahkan Zhang dan seorang anak perempuan lainnya hingga SMP. Nah, kisah Lou yang menyentuh ini menjadi berita utama di beberapa surat kabar China.

Kabar baiknya, ada komunitas yang melakukan sejumlah langkah untuk mendukung misi Lou. Bahkan ada upaya penggalangan dana online untuk meringankan biaya RS Lou. Tak hanya itu, sebuah sekolah dasar di kota kelahiran Lou menawarkan biaya sekolah ringan untuk Qiling.

"Ini adalah keinginan terakhir dari (Lou) jadi kita membantu dia mewujudkannya," kata Kepala Sekolah SD Kota Jinhua, Zhang Fangxiao, kepada 19lou.com.

Seorang pendukung Lou menyebut apa yang dilakukan perempuan tua itu telah mempermalukan pemerintah, sekolah, dan orang-orang yang tidak melakukan apapun kala melihat banyak bayi-bayi telantar. Padahal Lou hanyalah nenek tua yang tidak punya uang apalagi kekuasaan. Namun dia telah menyelamatkan anak-anak dari kematian dan hal-hal buruk lainnya. 

detikNews.com

Selasa, 31 Juli 2012

Seniman Jalanan Dirikan "ITB" untuk Anak Pemulung

Jakarta - Kepedulian terhadap pendidikan anak bisa datang dari mana saja. Salah satunya Komunitas Seniman Jalanan yang mendirikan Institut Tanah Baru. Institut ini berkonsentrasi terhadap anak-anak dari komunitas pemulung. Komunitas ini bergerak di bidang seni tari, seni musik, seni rupa dan teater atau seni peran.

"Di institut ini kami akan membuka empat fakultas, dan saung belajar. Di fakultas tersebut kita membangun karakter, sedangkan saung belajar lebih pada baca, tulis, dan mengaji," kata Dodi Miller, salah satu pendiri Institut Tanah Baru, di Jakarta, Minggu (29/7/2012).

Ia menjelaskan, pemilihan nama Institut Tanah Baru yang disingkat ITB, beradal dari pengertian tempat baru untuk membangun ruang kreativitas dan apresiasi. Di tempat tersebut, anak-anak akan banyak belajar dan bermain untuk memperkuat karakteristik pribadi anak melalui seni.

Menurutnya, masyarakat kelas bawah juga memerlukan perhatian dan ruang untuk menuangkan kreativitas. Di ITB, mereka belajar tari Ronggeng, Jaipong, memainkan gitar, atau membuat macam-macam handy craft.

Institut Tanah Baru didirikan oleh empat pemuda yang berlatar belakang seniman dan mahasiswa.  Mereka adalah Dodi Miller, Abi Putra Nusantara, Hendriyetus Siswono, dan  R. Basri. Seniman-seniman jalanan yang belajar secara otodidak ini ingin memberikan ilmu yang mereka miliki sebagai cara berbakti kepada masyarakat.

"Kami hanya memberikan apa yang bisa kami berikan. Kalau menunggu pemerintah kan, tahu sendiri bagaimana. Siapa pun yang mau membantu komunitas belajar ini, kita akan terbuka. Teman-teman dari akademisi atau siapa pun yang mau turut membantu, tangan kami terbuka," kata Dodi.

KOMPAS.com