Kamis, 22 Maret 2012

Pemulung Bisa Raup Rp 150 Ribu dari Sampah

Medan - Sampah-sampah yang berserakan di Kota Medan, salah satu seperti yang berada di Jalan Dahlia Kelurahan Sidorejo Hlilir Kecamatan Medan Tembung dan Jalan Tempuling I, ternyata membawa berkah bagi keluarga Manulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Pasalnya, tanpa ada tumpukan sampah yang berserakan, mereka tidak akan bisa mencari  makan. “Saya selalu mencari uang makan untuk kebetuhan sehari-hari bersama istri,” ujar Manulang, disela-sela mencari tumpukan sampah di depan rumah warga yang berada di Jalan Tempuling  Kelurahan Sidorejo Hilir Kecamatan Medan Tembung, Rabu (21/03).

Sampah-sampah yang kerap dicari setiap hari di tong sampah rumah warga ataupun di tempat tumpukan  seperti  kertas, karton, plastik, kardus, dan botol cup, serta botol bekas lainnya. “Ya dengan hasil tumpukan sampah tersebut, saya selalu meraup keuntugan sehari mencapai Rp 150 ribu. Terkadang, saya mau mencapai Rp 200 ribu per hari,” paparnya.

Manulang mengatakan, untuk sampah seperti karton itu bisa dijual ke botot seharga Rp 1.300 per Kg dan untuk botol aqua gelas yang sudah dibersih harganya bisa mencapai Rp 8.000 per  kg. Kemudian untuk sampah plastik yang bersih bisa dijual ke botot seharga Rp 2.500 per kg, untuk sampah jenis kertas koran bisa dijual seharga Rp 2.000 per kg.

Sementara itu, Evi, istri Manulang menambahkan, mereka bisa menghabiskan waktu selama enam jam saat mengais sampah. Selebihnya, membersihkan tumpukan sampah yang berada di Jalan Tempuling II.

“Sebenarnya bagi kami keluarga pemulung, sampah yang sering di buang oleh warga di depan rumahnya, itu merupakan saut rezeki. Walaupun, sampah yang dicari berbau busuk, kami tetap selalu mencari dan mengambil serta mengutip tumpukan sampah itu,” ungkapnya.

Selanjutnya Evi juga menambahkan kemudian untuk sampah berjenis  ampas kelapa, dan bekas masakan warga yang sudah basi dipergunakan untuk makan ternak ayam dan hewan lainnya. [ hariansumutpos.com ]

Jumat, 16 Maret 2012

Pemulung Mengembalikan Barang Curian

Materi ini saya dapat dari koran Kedaulatan Rakyat yang terbit dalam minggu ini. Terima kasih kepada pemulung yang ternyata tidak hanya mengurangi sampah, tapi juga mengembalikan barang curian.

Sejak beberapa bulan terakhir, saya kerap membaca rubrik “Sungguh-sungguh Terjadi” yang dipasang pada halaman depan, sudut kanan bawah, koran itu.

Cerita ini terjadi di Solo, pada Jumat, 2-3-2012, di Play Group Aisyiyah, Baron. Dikirim oleh Siti Aisyah, warga Jalan Pisang I No.6, Kerten, Solo 57143.

Wahyu Priyanti kehilangan tas di dalam salah satu kelas. Tas itu berisi KTP atas nama ayahnya kakaknya dan dirinya, kartu mahasiswa, dan kartu perpustakaan.

Semua guru ikut mencari. Karena isi tas tidak seperti yang diinginkan pencuri, tas itu dibuang di tempat pembuangan sampah dekat gedung sekolah. Dan diantar oleh pemulung.[ heruls.net ]

Minggu, 11 Maret 2012

Bangun Perpustakaan dari Memulung

Padang - Saufni Chalid menyatakan dirinya seorang pemulung yang sukses. Ya, karena dari hasil memulung itulah, sebagian besar dari koleksi buku-bukunya di perpustakaan umum Radesa berasal.

Saat itu dia menjadi pemulung disela-sela pekerjaan sebagai karyawan perpustakaan Fakultas Pertanian Universitas Andalas dan juga saat melanjutkan sekolah di jurusan Ilmu Perpusatkaan Universitas Indonesia.

Cerita jadi pemulung tersebut berawal pada suatu hari di tahun 1974. Sewaktu kembali dari kuliah, dia singgah di pasar sore Rawamangun untuk membeli ikan dan cabe bulat. Sesampai di rumah, cabe bulat dengan bungkusan koran tersebut dibukanya.

“Saya ketawa sendiri di dapur setelah membuka bungkusan tersebut. Sebab dalam bungkusan korang tersebut terdapat sebuah tulisan yang berkaitan dengan tugas yang diberikan dosennya mengenai penerbitan buku,” ceritanya.

Tulisan di koran itu pun diconteknya untuk memenuhi tugas yang didapatnya. Pada hari yang telah ditetapkan, dengan penuh percaya diri, istri Nurmasni ini mengangkat tangan untuk bersedia menjadi orang yang paling awal mempresentasikan tugas yang dibuatnya. Seisi kelas pun jadi ternganga. Dia pun dianggap orang yang paling pintar dan menguasai tentang penerbitan buku di antara temannya.

Namun sayang, dia gagal dalam ujian semester meski soal yang diberikan merupakan tugas yang dipresentasikannya sendiri beberapa waktu lampau. “Saya gagal karena ceroboh dan sombong. Karena merasa menguasai, saya jadi menganggap remeh sehingga jadi takabur,” katanya.

Kejadian itulah yang memukul ketekaburannya. Mulai dari itu, dia bertekad untuk tidak takabur. Dan kertas koran bekas bungkusan cabe tersebut disimpannya baik-baik, untuk mengingatkannya agar tidak sombong. Tidak sampai di situ, semenjak kejadian itu dia mulai menyimpan setiap bungkusan koran atau majalah yang menurutnya ada unsur ilmu pengetahuan dan keterampilan, seteleh dibaca.

“Nah dari sana mulailah saya jadi pemulung betulan. Tidak hanya barang cetakan dan rekaman yang saya kumpulkan. Sampah di sekeliling rumah juga saya kumpulkan untuk dijadikan barang yang berguna,” ujar ibu empat orang anak ini.

Di antara berbagai macam jenis sampah salah satunya sampai jahitan. Kain-kain sisa jahitan dibuatnya lap tangan, alas meja cantik, isi bantal, selimut dan untuk berbagai keperluan lainnya. Berkaitan dengan profesinnya, dia juga menjadi pemulung ilmu pengetahuan. Apabila ada buku, majalah, dan koran, baik dari teman atau dari mana saja, asalkan ada informasi bermanfaat akan diambilnya untuk koleksi.

“Dengan bermodal kemauan, hobi dan juga profesi yang saya geluti, maka terkumpullah banyak buku, majalah, dan koran sehingga bisa membangun pustaka seperti sekarang,” ungkapnya.

Ia meyakini, upayanya itu masih sangat diperlukan sekalipun arus informasi kini dengan bebasnya melaju di jaringan internet. Apalagi akses banyak orang pada sumber-sumber bacaan bermutu secara gratis masih teramat sedikit. [ padangekspres.co.id ]

Jumat, 09 Maret 2012

Tiga Organisasi Terima Penghargaan Deplu AS

New York - Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mem- beri penghargaan masing-masing setengah juta dolar kepada tiga organisasi yang bekerja untuk memberdayakan perempuan dan anak perempuan di India, Kenya dan Tanzania.

Ketiga organisasi itu: Chintan, Samasource dan Kickstart, adalah penerima penghargaan Inovasi bagi Pemberdayaan Perempuan dan Anak Perempuan yang untuk pertama kali diberikan menteri luar negeri.

Penghargaan tersebut didanai Yayasan Rockefeller. Menyerahkan penghargaan itu di Departemen Luar Negeri hari Jumat, Clinton mengatakan penghargaan itu diberikan untuk mendukung "para pemikir paling kreatif dan aktivis paling berkomitmen."

Organisasi pertama yang menerima penghargaan itu adalah Chintan, organisasi nirlaba India yang bekerja melatih dan mengorganisir pemulung, menghapus pekerja anak terus terjadi dan meningkatkan keadilan lingkungan melalui pekerjaan dan advokasi ramah lingkungan. Menerima penghargaan bagi Chintan adalah Bharati Chaturvedi, pendiri organisasi itu.

Samasource adalah perusahaan sosial berpusat di Amerika yang memberikan keterampilan dan sumber daya bagi perempuan dan anak-anak perempuan di Kenya dan tempat lain untuk melakukan pekerjaan secara online bagi perusahaan-perusahaan di Amerika dan negara lain. Leilah Janah adalah pendiri organisasi itu.

Kickstart adalah lembaga swadaya masyarakat yang membantu perempuan miskin di Tanzania melalui alat irigasi perkebunan dikenal sebagai MoneyMaker Hip Pump atau pompa penghasil uang, yang membantu mereka menanam buah dan sayuran untuk dijual sepanjang tahun, bahkan dalam musim kemarau. Program itu memiliki program kredit mikro guna memungkinkan perempuan mencicil pembayaran alat itu. Manajer Kickstart untuk Tanzania, Anne Atieno Otieno, untuk pertama kali pergi ke Amerika untuk menerima penghargaan tersebut.

Menteri Clinton mengatakan Departemen Luar Negeri memfokuskan pada tantangan yang dihadapi perempuan dan anak perempuan, bukan hanya karena apa yang ia sebut "kewajiban moral," tapi karena Amerika percaya, mengubah kehidupan perempuan dan anak-anak perempuan akan mengubah masyarakat, negara dan dunia.

Menurut Hillary Clinton, bekerja dengan perempuan dan atas nama mereka bisa membuka pintu bagi kesempatan kerja, perawatan kesehatan dan pendidikan, yang mempunyai dampak mengangkat seluruh masyarakat, mewujudkan perdamaian, kesejahteraan dan stabilitas.

[ voanews.com ]

Kamis, 08 Maret 2012

Lapak Pemulung di Jalan Latumenten Ditertibkan

Jakarta - Puluhan anggota Satpol PP Kecamatan Tambora Jakarta Barat kembali melakukan penertiban terhadap lapak pemulung di Jl Latumenten, RW 05 Kelurahan Jembatan Besi, atau tepatnya di depan Mall Season City, Kamis (8/3).

Tidak ada perlawanan dalam penertiban kali ini. Para pemilik bangunan yang kebanyakan berprofesi sebagai pemulung ini tampak pasrah saat petugas mulai membongkar satu-persatu bangunan milik mereka. Selanjutnya, petugas langsung membersihkan sampah-sampah sisa pembongkaran yang diangkut menggunakan dua truk berukuran besar. [ beritajakarta.com ]

Rabu, 07 Maret 2012

Keselamatan Pemulung di TPA Sumur Batu Berbahaya

Bekasi - Runtuhnya gunungan sampah yag berada di zona 1, tempat pembuangan akhir (TPA) sumur batu pada Selasa siang (6/3), harus menjadi perhatian semua pihak, khususnya Pemkot Bekasi. Pasalnya, sewaktu-waktu gunungan sampah akan kembali longsor dan menelan korban jiwa.

Kepala keamanan TPA Sumur Batu, Wawan, Rabu (7/3) menuturkan, sebenar- nya tumpukan sampah dizona 1 sudah sangat tinggi dan tidak memadai lagi. Namun, sejak 5 hari yang lalu zona 1 dibuka kembali.

“Iya baru lima hari yang lalu buang sampah di sana, jadi tumpukan sampahnya belum terlalu padat, kena guyuran hujan jadi longsor,”tuturnya.

Diakui Wawan, selama ini dirinya selalu mengkhawatirkan keselamatan ratusan pemulung yang mengais sampah disekitar gunungan sampah, terlebih tinggi gunungan sampah sudah melampaui kapasitas. Pasalnya, keselamatan ratusan pemulung merupakan salah satu tanggung jawab pihaknya.

“Tiap hari saya muter keliling terus memantaua pemulung. Saya harap kepada pemerintah untuk harus segera merampungkan zona lima, karena zona empat sudah sangat tinggi sekali,”terangnya.

Kepala UPTD TPA Sumur Batu Acep R, mengakui, sejak lima hari yang lalu sampah-sampah di Kota Bekasi untuk sementara dibuang di zona 1, pasalnya gunungan sampah yang berada di zona 4 akan dipadatkan.

Namun, karena tumpukan sampah di zona 1 belum stabil, sekitar 6.500 m3 sampah akhirnnya longsor,”Longsornya tidak banyak,hanya sedikit. Ini sedang dalam perapihan,”kelitnya.

Dikatakan Acep, selama sebulan kedepan, ribuan kubik sampah dari masyarakat Kota Bekasi untuk sementara akan ditempatkan di zona 1, pasalnya gunungan sampah di zona 4 akan dirapikan dan dipadatkan. Menurut Acep, zona 1 yang saat ini memiliki ketinggian 15 meter untuk sementara masih bisa menampung sampah masyarakat Bekasi.

“Saat ini di zona satu masih dirapikan, minggu besok sudah bisa digunakan lagi. Selama zona satu digunakan, zona empat akan dipadatkan. Dengan cara inilah kami menyiasati keterbatasan TPA sumur batu, sambil menunggu pembangunan zoba 5 selesai,”tandasnya.

[ poskotanews.com ]

Minggu, 04 Maret 2012

Pemulung-Pengepul Demo di Kantor Bupati Cirebon

Cirebon - Sekitar seratus pengepul barang rongsok dan pemulung berunjuk rasa di depan kantor Bupati Cirebon di Sumber, Jumat (2/3/2012). 

Mereka meminta Pemkab Cirebon menjamin keamanan mereka dalam menjalani pekerjaan dan usaha di bidang jual-beli barang rongsokan. Selain itu mereka juga minta bantuan permodalan untuk mengembangkan usaha.

"Kami merasa tidak tenang karena saat mengangkut barang rongsokan seringkali ditilang oleh petugas kepolisian," ujar Ahmad, salah seorang pengunjuk rasa.

Ahmad mengakui dia dan teman-teman sopir pengangkut barang rongsokan kerap kali membawa muatan yang tingginya melampaui bak mobil. "Hal itu terpaksa kami lakukan karena pertimbangan menghemat biaya angkut, maka tolong kami jangan ditilang," ujarnya.

Unjuk rasa yang berlangsung sekitar satu jam tersebut berlangsung aman. Puluhan anggota Dalmas Polres Cirebon dan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) tampak melakukan penjagaan di lokasi unjuk rasa.

Para pengunjuk rasa secara bergantian melakukan orasi. Dalam orasinya mereka menuntut ketenangan dalam menjalankan usaha mereka. "Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan," kata Ayub, koordinator lapangan aksi.

Para pengunjuk rasa membubarkan diri setelah ditemui oleh Kasatpol PP Yayat Ruhyat dan Staf Ahli Bupati Asdulah di ruang Paseban kantor Bupati Cirebon. "Terkait dengan kelancaran pengangkutan barang rongsokan di jalan, kami akan berkoordinasi dengan pihak yang berwenang," tandas Yayat Ruhiyat. [ INILAH.COM ]

Jumat, 02 Maret 2012

Masyarakat Peduli Rongsok Datangi Kantor Bupati

Cirebon - Sekitar seratusan para pemulung, pengepul barang rongsok dan mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Peduli "Rongsok" mendatangi kantor Bupati Cirebon di Sumber, Jumat (2/3) pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Mereka menuntut perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon atas pekerjaan dan usaha rongsok. Di bawah penjagaan ratusan anggota Dalmas Polres Cirebon dan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP), secara bergantian para demonstran melakukan orasi.

Dalam orasinya mereka merasa tidak mendapatkan ketenangan dalam menjalani pekerjaan dan usaha rongsok, karena, dalam mengangkut barang rongsok seringkali ditilang oleh petugas kepolisian. Selain itu, terkait permodalan, Pemkab juga tidak pernah membantu permodalan.

"Kami akui, suatu ketika mengangkut rongsok tingginya melampaui bak mobil, tapi dengan pertimbangan efesiensi biaya angkut, maka tolong kami jangan ditilang," kata seorang sopir barang rongsok yang mengaku bernama Karno.

Sementara peserta aksi yang lain mengatakan, UUD 1945 pasal 27 ayat (2) menyebutkan, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sementara UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 ayat (2) juga menyebutkan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

"Kami juga termasuk pekerja yang seharusnya bisa diperhatikan oleh pemerintah, tapi nyatanya seakan-akan dianggap tidak ada. Padahal, sadar atau tidak disadari oleh pemerintah daerah, kami ini membantu perekonomian daerah," kata Ayub, koordinator lapangan (korlap) aksi.

Tidak lama berselang, mereka diterima oleh Pemkab Cirebon di paseban Setda Kab. Cirebon di antaranya ditemui Kasat Pol PP, Yayat Ruhyat, Staf Ahli Bupati H. Asdulah, Kasubag Pemberitaan, Jidda H Ali.

Para pejabat yang menerima para pengunjuk rasa mengaku akan menyampaikan aspirasi mereka kepada dinas/instansi terkait. "Saya sarankan para pelaku usaha rongsok membentuk koperasi, nanti usulkan bantuan kredit tanpa agunan kepada Dinas Koperasi dan UMKM," kata Asdulah.

Sementara itu Yayat Ruhiyat menyatakan, terkait dengan kelancaran pengangkutan barang rongsok di jalan, dirinya mengaku akan berkoordinasi dengan pihak yang berwenang.

[ pikiran-rakyat.com ]